Sebelas tahun lalu Kartika Sukarno Seegers, putri mendiang presiden pertama Indonesia Sukarno, mendirikan Yayasan Kartika Sukarno untuk mendukung pendidikan dan kesehatan anak-anak di Indonesia. Ia kemudian berkecimpung dalam isu lingkungan dan mengorganisasi pemutaran film tentang lingkungan hidup Trashed yang disutradarai Candida Brady di Indonesia. Majalah Dewi merupakan media partner yang akan mendukung pemutaran film ini pada 11 November 2013 di Erasmus Huis, Jakarta. Apa saja kegiatan Kartika dan hobinya?
Bagaimana mengawali hari?
Saya bangun pagi sekitar pukul enam dan kemudian sarapan bersama anak saya sebelum dia berangkat sekolah. Setelah itu saya berolah raga sebentar dan bekerja untuk yayasan saya dari rumah, termasuk rapat yayasan, melalui internet. Kemudian saya menjemput anak saya dari sekolah dan di malam hari kami makan malam keluarga di rumah. Anak saya berumur 7 tahun dan ia tumbuh sangat cepat. Bagi kami, makanan keluarga itu sangat penting karenanya. Tentu saja, saya juga melakukan travelling, karena saya masih tetap berhubungan dengan teman-teman saya di Eropa, saya juga masih menjadi salah satu anggota pengurus American Foundation of Venetian Heritage, yang setiap dua tahun menyelenggarakan biennale di Venice. Kami juga menyelenggarakan malam pencarian dana untuk mendukung restorasi arsitektur di Venice.
Ketika di Jakarta, tentu saja saya mengunjungi kerabat, bertemu teman dan saya punya banyak waktu untuk keluarga di malam hari.
Novel favorit?
The Ginger Tree, karya Oswald Wynd. Novel ini berkisah tentang seorang perempuan muda Skotlandia yang menikah dengan seorang diplomat dan pindah ke Jepang, lalu jatuh cinta dengan seorang lelaki Jepang. Saya menyukai novel ini, karena tertarik pada budaya Jepang dan ini merupakan kisah cinta yang indah.
Desainer kesayangan Anda?
Saya suka Prada, saya juga suka rancangan Dris van Notten. Tentu saja saya menyukai Marc Jacobs. Tapi favorit saya, Prada, dan kadang-kadang Gucci.
Pelukis Indonesia yang karyanya Anda kagumi?
Eko Nugroho, Entang Wiharso, Agus Suwage dan dari masa yang lebih lama, Sudjojono.
Hal terbaru yang Anda kerjakan?
Kami sedang mengorganisasi pemutaran film Trashed di Erasmus Huis untuk tanggal 11 November 2013 nanti. Ini merupakan kerja sama Japan Foundation, WWF, Kedutaan Inggris dan French Institute. Film ini bercerita tentang polusi sampah di 11 negara di dunia, termasuk Indonesia.
Bagaimana prosesnya sampai Anda terlibat kegiatan ini?
Teman saya Idanna Pucci, seorang pembuat film dokumenter dan juga keponakan Emilio Pucci (perancang busana terkemuka asal Italia, meninggal dunia pada 1992) mengenalkan saya pada Candida Brady, sutradara film ini dan saya menonton filmnya, dan saya serta-merta merasa harus melakukan sesuatu di Indonesia. Impian saya, melalui pemutaran film ini di seluruh Indonesia kami dapat mengajak setiap orang untuk mengatasi situasi ini, dengan mengorganisasi lebih banyak tempat sampah, mengurangi penggunaan plastik. Tentu saja, kami akan mengundang para pejabat pemerintahan dan berharap mereka memutar film dokumenter ini di seluruh negeri. (LC) Fotografer: Adha Toggi. Pengarah gaya: Muntik Dyah Chairunnisa
*) Lebih jauh tentang Kartika Sukarno Seegers dapat Anda simak di Majalah Dewi edisi November 2013
Bagaimana mengawali hari?
Saya bangun pagi sekitar pukul enam dan kemudian sarapan bersama anak saya sebelum dia berangkat sekolah. Setelah itu saya berolah raga sebentar dan bekerja untuk yayasan saya dari rumah, termasuk rapat yayasan, melalui internet. Kemudian saya menjemput anak saya dari sekolah dan di malam hari kami makan malam keluarga di rumah. Anak saya berumur 7 tahun dan ia tumbuh sangat cepat. Bagi kami, makanan keluarga itu sangat penting karenanya. Tentu saja, saya juga melakukan travelling, karena saya masih tetap berhubungan dengan teman-teman saya di Eropa, saya juga masih menjadi salah satu anggota pengurus American Foundation of Venetian Heritage, yang setiap dua tahun menyelenggarakan biennale di Venice. Kami juga menyelenggarakan malam pencarian dana untuk mendukung restorasi arsitektur di Venice.
Ketika di Jakarta, tentu saja saya mengunjungi kerabat, bertemu teman dan saya punya banyak waktu untuk keluarga di malam hari.
Novel favorit?
The Ginger Tree, karya Oswald Wynd. Novel ini berkisah tentang seorang perempuan muda Skotlandia yang menikah dengan seorang diplomat dan pindah ke Jepang, lalu jatuh cinta dengan seorang lelaki Jepang. Saya menyukai novel ini, karena tertarik pada budaya Jepang dan ini merupakan kisah cinta yang indah.
Desainer kesayangan Anda?
Saya suka Prada, saya juga suka rancangan Dris van Notten. Tentu saja saya menyukai Marc Jacobs. Tapi favorit saya, Prada, dan kadang-kadang Gucci.
Pelukis Indonesia yang karyanya Anda kagumi?
Eko Nugroho, Entang Wiharso, Agus Suwage dan dari masa yang lebih lama, Sudjojono.
Hal terbaru yang Anda kerjakan?
Kami sedang mengorganisasi pemutaran film Trashed di Erasmus Huis untuk tanggal 11 November 2013 nanti. Ini merupakan kerja sama Japan Foundation, WWF, Kedutaan Inggris dan French Institute. Film ini bercerita tentang polusi sampah di 11 negara di dunia, termasuk Indonesia.
Bagaimana prosesnya sampai Anda terlibat kegiatan ini?
Teman saya Idanna Pucci, seorang pembuat film dokumenter dan juga keponakan Emilio Pucci (perancang busana terkemuka asal Italia, meninggal dunia pada 1992) mengenalkan saya pada Candida Brady, sutradara film ini dan saya menonton filmnya, dan saya serta-merta merasa harus melakukan sesuatu di Indonesia. Impian saya, melalui pemutaran film ini di seluruh Indonesia kami dapat mengajak setiap orang untuk mengatasi situasi ini, dengan mengorganisasi lebih banyak tempat sampah, mengurangi penggunaan plastik. Tentu saja, kami akan mengundang para pejabat pemerintahan dan berharap mereka memutar film dokumenter ini di seluruh negeri. (LC) Fotografer: Adha Toggi. Pengarah gaya: Muntik Dyah Chairunnisa
*) Lebih jauh tentang Kartika Sukarno Seegers dapat Anda simak di Majalah Dewi edisi November 2013
Author
DEWI INDONESIA
RUNWAY REPORT
Laras Alam Dalam DEWI's Luxe Market: "Suara Bumi"