Berdasarkan data dari Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Bali, 50% dari total timbunan sampah di Bali dihasilkan oleh Kabupaten Denpasar, Badung, dan Gianyar. Sekitar 20% dari sampah tersebut merupakan sampah plastik.
Danone-Aqua menggandeng Octopus, sebuah aplikasi pengumpulan sampah kemasan, untuk menyediakan layanan pengangkutan botol dan gelas plastik melalui pemberdayaan pemulung di kawasan Denpasar dan Badung, Bali.
“Kami menggandeng Octopus untuk mendorong pemilahan sampah di sumber sekaligus pengumpulan sampah langsung dari konsumen untuk didaur ulang, di mana hal ini sejalan dengan Pergub Bali nomor 47/2019,” ujar Sustainable Development Director, Danone Indonesia, Karyanto Wibowo.
Botol dan gelas plastik bekas akan dikirimkan oleh mitra pemulung ke unit bisnis daur ulang atau Recycling Business Unit (RBU). Kemasan bekas ini kemudian diproses menjadi bahan baku produk baru. Dengan demikian, kita dapat memperkuat ekonomi sirkular yang inklusif, sekaligus mencegah sampah plastik mencemari lingkungan.
Komunitas pemulung di area Denpasar dan Badung juga diajak untuk tergabung dalam jaringan Bali PET dan turut membantu proses pengumpulan kemasan. Hal ini dapat meningkatkan taraf hidup para pelaku persampahan di sektor informal, baik dari sisi sosial maupun ekonomi.
Masyarakat Bali bisa memilah sampah dari rumah dan mengirimkannya menggunakan aplikasi. “Cukup dengan mengunduh aplikasi Octopus di smartphone, kemudian memesan layanan angkut untuk botol dan gelas plastik bekas, masyarakat sudah dapat berkontribusi terhadap Bali yang lebih bersih, sekaligus membantu pemulung yang terdaftar di jaringan Octopus,” ujar Ichsan, CEO Octopus.
Aplikasi Octopus sendiri bertujuan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi pengelolaan kemasan bekas, sehingga mitra pemulung yang telah terhubung dengan aplikasi Octopus dapat mengumpulkannya dengan mudah untuk kemudian dibawa ke jaringan daur ulang RBU. (WHY) Foto: Dok. Istimewa