Cine-Concert "Samsara" Menyelami Tradisi Melalui Inovasi
Cine-Concert Samsara, sebuah pertunjukan yang menggabungkan film bisu hitam putih dengan iringan musik gamelan Bali dan elektronik.
17 Nov 2024


Menutup tahun 2024, sutradara kenamaan Indonesia, Garin Nugroho, kembali menghadirkan karya inovatifnya melalui pertunjukan Cine-Concert bertajuk Samsara. Didukung oleh Bakti Budaya Djarum Foundation, Samsara menggabungkan keindahan sinema bisu hitam putih dengan alunan musik gamelan Bali yang dipadukan dengan musik elektronik. Pertunjukan yang sebelumnya sukses di Singapura dan Bali ini akan tampil di Yogyakarta pada 5 Desember 2024 di Gelanggang Inovasi dan Kreativitas, serta di Jakarta pada 13–15 Desember 2024 di Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki.

“Cine-Concert Samsara kini bersiap menyapa penontonnya di Jakarta dan Yogyakarta sebelum memulai rangkaian tur internasionalnya. Yogyakarta dipilih karena bertepatan dengan penyelenggaraan Jogja-NETPAC Asian Film Festival, sementara Jakarta kami pilih untuk memenuhi antusiasme besar penonton di sana,” ujar Gita Fara, produser Cine-Concert Samsara.

Mengambil latar Bali pada era 1930-an, Samsara mengisahkan perjalanan seorang pria miskin yang melakukan perjanjian gaib dengan Raja Monyet demi kekayaan, yang justru membawa kutukan bagi istri dan anaknya. Kisah ini dihidupkan melalui perpaduan elemen tradisional Bali seperti gamelan, tari, topeng, dan wayang, serta sentuhan modern berupa musik elektronik digital dan seni kontemporer.

Garin Nugroho, sang sutradara, menegaskan bahwa Samsara tidak hanya menawarkan pengalaman visual dan audio yang unik, tetapi juga membuka ruang diskusi baru. “Samsara adalah karya yang harus diapresiasi banyak orang karena membawa inovasi dalam diskusi dan dialog seni. Jika Anda tidak menonton Samsara, Anda tidak akan merasakan makna terlahir kembali,” ujarnya.

Pertunjukan ini melibatkan sejumlah seniman ternama. Musik gamelan Bali dibawakan oleh Wayan Sudirana, seorang komposer lulusan University of British Columbia, yang memadukan tradisi musik dunia dengan musik klasik Barat. Sementara itu, musik elektronik disuguhkan oleh Gabber Modus Operandi, grup musik asal Indonesia yang pernah berkolaborasi dengan Björk dalam album Fossora (2022).

Selain itu, Samsara turut didukung oleh koreografer Ida Ayu Wayan Arya Satyani, maestro tari I Ketut Arini, serta penari dari Komunitas Bumi Bajra, Bali. Dalam bidang sinematografi, Garin menggandeng Batara Goempar, I.C.S., serta penata kostum Retno Ratih Damayanti dan penata artistik Vida Sylvia, yang menciptakan visualisasi memukau untuk menyampaikan pesan moral mendalam tentang kehidupan, cinta, dan pengorbanan.

Salah satu daya tarik utama Samsara adalah kehadiran aktor Ario Bayu dan penari Juliet Widyasari Burnett sebagai pemeran utama. Keduanya berhasil menyampaikan emosi mendalam tanpa dialog, memperkuat nuansa sinema bisu yang khas.

Setelah tampil di Yogyakarta dan Jakarta, Cine-Concert Samsara akan memulai tur internasionalnya pada tahun 2025, dimulai dari Perth Festival di Australia pada 21 Februari 2025. Melalui Cine-Concert Samsara, Garin Nugroho kembali membuktikan bahwa seni Indonesia mampu bersaing di panggung global dengan menawarkan pengalaman yang menggugah hati dan pikiran.


Firyal Shabirah
Foto: Image Dynamic, Samsara

 


Topic

ART

Author

DEWI INDONESIA