Alasan Nirwan Ahmad Arsuka Membuat Perpustakaan Berkuda
Pencinta kuda dan buku Nirwan Ahmad Arsuka yang menginisiasi perpustakaan keliling untuk anak-anak dan menghidupkan budaya setempat yang hampir punah.
19 Apr 2016



Seorang lelaki menunggang kudanya, dari Pamulang di Banten sampai Parongpong di Jawa Barat. Mereka kerap menyusuri jalan-jalan yang tidak umum, dari bulan Agustus hingga September 2014 itu. “Setiap kali kami singgah di suatu tempat, anak-anak kecil datang berkerumun,” kenang Nirwan Ahmad Arsuka, penulis dan penggiat di bidang kebudayaan. Namun, anak-anak tersebut membuatnya cemas. Mereka tak dapat menjawab pertanyaannya tentang sejarah kampung mereka sendiri.

Ketika ia mengakhiri perjalanan berkuda kali itu lembaga tempatnya bekerja, Freedom Institute, telah dibekukan. Ia bertekad membuat perpustakaan bergerak dengan memanfaatkan sebagian uang pesangon. Nirwan sengaja memilih tempat-tempat yang sukar dijangkau sebagai tujuan perpustakaan bergerak, yang di sana akses terhadap buku memang tak ada, “Di daerah seperti itu tentu hanya transportasi kuda yang terbaik.” Pada akhirnya, terwujudlah ‘kuda pustaka’ di Gunung Slamet.

Gerakan ini terus menjalar ke wilayah-wilayah lain. Pemicunya kepedulian dan suka rela. Kendalanya justru bersumber dari ulah oknum-oknum pemerintah. Ia kesal, “Mereka mempertanyakan perizinan atau berupaya memanfaatkan kegiatan ini untuk kepentingan pribadi.” Perpustakaan bergerak hanya salah satu caranya menanggapi situasi yang ada di depan mata. (LC) Fotografer: Budi Harianto
 

 

Author

DEWI INDONESIA