Menonton serial drama Korea Selatan selalu memberikan sensasi tersendiri. Saya pribadi sudah lama tidak mengikuti judul-judul serial yang seperti tak ada habisnya itu. Bukan saja pilihannya yang terlalu banyak, tetapi juga ceritanya yang begitu-begitu saja.
Salah satu judul terakhir yang saya tonton hingga tamat ialah Reply 1988 bertahu-tahun salam Bagi saya serial drama yang satu ini berada di level yang berbeda, dan sulit rasanya menemukan serial dengan kehangatan cerita serupa. Puasa serial drama Korea Selatan saya pun dimulai.
Sampai di pekan ke-5 masa karantina akibat pandemi, berseliweran judul Itaewon Class. Serial drama adaptasi dari komik Webtoon yang dirilis Netflix. Yang membicarakannya bukan hanya teman-teman saya yang memang pencinta segala hal Korea Selatan, tetapi juga rekan-rekan yang saya kenal pemerhati serial dan film-film barat. Akhirnya saya pun memutuskan untuk menontonnya.
Well, pengalaman itu mengingatkan saya akan kesenangan menonton serial drama Korea Selatan. Hal yang saya lupakan beberapa tahun belakangan. Ada sensasi menenangkan dari menonton cerita-cerita utopis serial drama Korea Selatan. Tidak hanya itu, menonton kembali serial drama Korea Selatan membuat saya kembali dibuat baper ketika melihat interaksi antara dua protagonis utama.
Dan rasanya, di tengah situasi yang serba tegang dan tak pasti seperti sekarang, menonton K-Drama bisa menjadi pilihan untuk menenangkan sejenak urat syaraf. Setidaknya di semesta K-Drama kesukaan, kita bisa memprediksi jalan cerita dan memastikan tokoh-tokoh yang rupawan mendapatkan akhir yang bahagia. Untuk itu, beriktu ini adalah 5 pilihan serial K-Drama untuk menemani hari-hari Anda di rumah aja.
Reply 1988
Ini memang serial lama, tetapi salah satu yang layak untuk Anda tonton hingga berkali-kali. Jika Anda termasuk kelompok yang baru-baru ini mengikuti serial K-Drama, Reply 1988 adalah salah satu yang mesti Anda tonton. Serial yang satu ini merupakan jilid ketiga dari seri cerita Reply setelah Reply 1997 dan Reply 1994, dan menurut saya yang terbaik dengan setting yang spesifik, tetapi nilai yang universal.
Ceritanya tak melulu fokus pada percintaan. Lebih dari itu, Anda akan disajikan kisah yang hangat tentang hubungan tetangga, persahabatan, dan keluarga di suatu komplek di Seoul. Selama menontonnya, Anda akan dibawa serta mengikuti kegundahan hati anak-anak muda yang dimabuk asmara, kesulitan dalam pernikahan orangtua mereka, serta kesenjangan sosial yang menggeliat dalam relasi mereka sekalipun relasinya terasa cair.
Semua itu dihadirkan lewat narasi-narasi sederhana keseharian. Tidak ada konflik-konflik besar yang konspiratif, membuatnya amat relatable dan membuat Anda sendiri bernostalgia.