Seniman dan aktivis Arahmaiani menggelar pameran tunggalnya bertajuk Seks, Agama dan Coca Cola pada tahun 1993. Pameran ini mengkritik kapitalisme dan kolonialisme yang menjadikan berbagai produk budaya sebagai komoditas atau tujuan perdagangan. Pameran itu didukung oleh penyair Toeti Heraty dan diselenggarakan di galeri Studio Oncor milik Ray Sahetapy. Sejumlah orang menuduh karya Arahmaiani sebagai bentuk pelanggaran ajaran agama. “Orang-orang ini menyatakan darah saya halal diminum,” kenangnya. Setelah pameran berlangsung, dia harus menyelamatkan diri. (LC) Foto: Dok. Arahmaiani, Agussupertrampt.
*) Untuk mengenal lebih jauh seniman Arahmaiani, Anda dapat menyimak kisahnya di rubrik “Profil” Majalah Dewi edisi Februari 2016
*) Untuk mengenal lebih jauh seniman Arahmaiani, Anda dapat menyimak kisahnya di rubrik “Profil” Majalah Dewi edisi Februari 2016
Author
DEWI INDONESIA
FOOD & TRAVEL
CASA CUOMO, Simfoni Kuliner Italia di Jakarta