Untuk sebagian besar masyarakat, telah satu bulan lamanya periode #dirumahaja dijalani. Bekerja, belajar, berbelanja, dan aktivitas lainnya yang biasanya dilakukan di luar rumah sekarang harus dilaksanakan di balik perlindungan dinding rumah. Di satu sisi, sesuatu yang menguntungkan karena kita tidak perlu berjibaku dengan padatnya lalu lintas kota. Namun, periode ini mendulang emosi-emosi negatif seperti bosan, lelah lalu menjadi marah-marah tanpa alasan jelas, dan lain sebagainya.
Merasa banyak waktu karena berada di rumah saja, media sosial dan situs-situs dipenuhi dengan ragam aktivitas yang bisa Anda coba. Dari membaca buku, menonton serial pilihan, memulai berkebun, sampai belajar bahasa baru. Hampir setiap sore kita melihat akun-akun mengadakan sesi live di Instagram, agar kita tetap up to date dengan pengetahuan terkini atau mengajak ikut serta berkegiatan seperti olahraga bersama.
Ada satu yang perlu juga kita sadari bersama, lebih banyak waktu di rumah tidak otomatis berarti lebih banyak waktu luang. Merasa dan mengatakan “Saya lelah,” bukan sesuatu yang haram di lakukan. Bagi banyak orang, pandemi ini berarti menyeimbangkan pekerjaan mereka dengan membimbing anak-anak belajar di rumah. Bekerja dari rumah juga berarti kaburnya batasan jam kerja (yang biasanya terjadi ketika kita di kantor) dan waktu pribadi (saat kita berada di rumah).
Kemudian muncul meme, kata-kata mutiara, atau apa pun namanya, bertuliskan: It’s a pandemic, not a productivity contest. Memang melihat banyak teman Anda yang selalu posting di media sosial tentang masanan kreasinya, berapa banyak buku yang mereka baca hari ini, atau betapa efisiennya mereka memanfaatkan waktu selama karantina mandiri ini sehingga banyak belajar hal baru dapat membuat kita berkecil hati.
C. Vaile Wright, Direktur Penelitian Klinis dan Kualitas di American Psychological Association, dilansir situs USAToday menyatakan cobalah untuk tidak menilai diri sendiri dengan standar yang ditetapkan oleh orang lain tentang bagaimana Anda harus menghabiskan waktu Anda. Ia lebih lanjut mengatakan tidak apa-apa jika Anda tidak berbuat apa-apa sekarang dan fokus melakukan yang terbaik untuk melewati masa pandemi ini.
Daripada ikut-ikutan menetapkan rencana seperti orang lain yang tidak realistis (untuk dirt Anda), para psikolog merekomendasikan untuk mempraktikkan perawatan diri, yang tidak memerlukan banyak waktu ekstra. Anda dapat berlatih untuk bersantai sambil berjalan kaki, membersihkan rumah, atau mencuci pakaian. Praktik ini juga dapat diawali dengan pengakuan diri bahwa tidak ada manusia yang sempurna sehingga kita tidak perlu tidak terlalu keras pada diri kita sendiri karena gagal mencapai sesuatu pada waktu yang semula kita rencanakan. (NTF) Foto: Duong Nhân (Pexels)