Pameran interior The Colours of Indonesia (TCOI) Chapter V saat ini sedang berlangsung di Atrium Senayan City Mall. Mengangkat teman “Residensi,” 12 desainer interior yang tergabung dalam ID12 menghadirkan beragam inspirasi desain interior yang memikat dalam dua kelompok gaya khas mereka, yaitu Neo Classic dan Modern.
“Selama pandemi, banyak orang akhirnya jadi berkaca apakah rumah mereka itu sudah ditata dengan baik untuk bisa mendukung kebutuhan mereka dalam beraktivitas di dalam rumah,” ujar Eko Priharseno, salah satu desainer interior ID12, di acara konferensi pers The Colour of Indonesia (TCOI) Chapter V di Senayan City, pada Senin (19/9) sore.
Lalu apa saja tren desain interior yang populer dan digemari semenjak pandemi? Berikut ini penjabaran dari Eko Priharseno, Ary Juwono, dan Agam Riadi.
Pergeseran fokus dari eksterior ke interior
Menurut Ary Juwono, sebelum pandemi, kebanyakan orang merancang hunian dengan lebih mempriotitaskan arsitektural. Namun semenjak pandemi, mereka memprioritaskan keinginan dan kebutuhan untuk bisa hidup nyaman di dalam rumah.
“Pandemi ini menyadarkan beberapa hal juga sih ke tengah masyarakat, bahwa tata ruang hunian itu menjadi penting, sehingga mereka ingin hidup nyaman aja di dalam rumah. Itu sebuah keuntungan buat para interior desainer,” ujarnya.
Ruang olahraga
Sepakat dengan rekannya itu, Eko Priharseno juga berpendapat bahwa perubahan gaya hidup selama pandemi memunculkan kebutuhan dalam ruang yang baru. Terutama sekali yang berkaitan dengan gaya hidup sehat dan mengutamakan higienitas.
“Ada perubahan gaya hidup yang kelihatan dari adanya permintaan-permintaan terhadap ruang untuk olahraga, misalnya. Itu hampir semua hal-hal yang sifatnya positif lebih sehat, lebih bersih, itu kelihatan sekali,” sambungnya.
Pendukung higienitas
Selain itu, Eko juga mengamati bahwa tren interior saat ini lebih menggairahkan dengan adanya kebutuhan-kebutuhan pendukung higienitas. Hal ini didorong oleh adanya kebiasaan normal baru seperti mencuci tangan sebelum masuk ke dalam rumah, serta membersihkan barang dari luar terlebih dahulu sebelum masuk rumah.“Aplikasinya menarik sekali, ya. Contoh kecil, sekarang masuk rumah masuk garasi udah ada tempat cuci tangan, atau tempat untuk drop barang. Hal-hal kecil seperti itu udah mulai dipikirkan,” jelasnya lagi.
Lebih banyak bukaan
Lebih lanjut, Agam Riadi juga menambahkan bahwa dengan adanya pandemi, preferensi masyarakat terhadap desain interior juga bergeser. Kalau dulu banyak ruang tertutup di dalam hunian, kini ia melihat pergeseran minat menjadi ke arah lebih banyak bukaan dalam ruang.
“Desain interior saat ini yang diminati itu lebih ke luar ruangan. Area area outdoor itu buat aktivitas sehari-hari selama pandemi, lalu banyak juga rumah-rumah yang bikin bukaan lebih besar, dan teras-teras lebih banyak. Menarik sekali, ya, sebagai desainer, menyatukan unsur luar ruang dan membawanya ke ruang hunian,” tutur Agam.
Eko pun mengingat kembali masa-masa ketika masyarakat mulai beradaptasi dengan situasi pandemi. Masa-masa itu, menurutnya, memunculkan permintaan-permintaan akan hunian yang lebih mampu mengakomodasi aktivitas dalam ruang.
“Tiga bulan setelah pandemi mulai, kami di ID12 ini malah disibukan dengan proyek-proyek yang gak berhenti. Hotel dan proyek komersil itu terhenti, tapi hunian pribadi itu malah jadi menyibukkan sekali,” sambungnya.
Pameran interior TCOI Chapter V terbuka untuk umum pada 19-30 September 2022 di Atrium Senayan City.
MARDYANA ULVA
Foto: The Colours of Indonesia
Topic
DesignAuthor
DEWI INDONESIA
RUNWAY REPORT
Laras Alam Dalam DEWI's Luxe Market: "Suara Bumi"
RUNWAY REPORT
Mengkaji Kejayaan Sriwijaya Bersama PT Pupuk Indonesia