Kekayaan tradisi Indonesia, khususnya budaya Jawa Tengah dan Jogjakarta kembali hadir dalam Santai, lini furnitur yang dibentuk oleh Dennis Pluemer, pria asal Jerman yang tertarik dengan kekayaan budaya Jawa. “Berbeda sekali dengan Jerman yang nuansanya dingin dan cenderung melihat segalanya dari sisi fungsi, di Jogja saya merasakan nilai-nilai budaya yang masih dijunjung,” katanya. Ia lantas menggandeng sejumlah desainer dan arsitek dalam negeri yakni Singgih Kartono, Eko Prawoto, dan Bagus Prabowo untuk mendesain furnitur yang terinspirasi dari kehidupan sehari-hari masyarakat lokal. Singgih menciptakan kursi bertajuk Sedan dan Jengki, kursi yang merujuk pada furnitur Jawa dari tahun 1950an dengan sentuhan artdeco. Ada pula Angkringan Set, meja dan kursi yang terinspirasi dari kebiasaan menikmati angkringan atau jajanan malam di pinggir jalan. Eko Prawoto membuat Amben, yang inspirasinya datang dari dipan, tempat berkumpul dan berbincang. Bagus Prabowo melihat siluet sawah dan menuangkannya pada ukiran di meja kayu yang ia buat. Produk tersebut dinamakan Padi. Ia pun mengukir kembali huruf sansekerta untuk membentuk Hono, gantungan baju bermaterial kayu dan logam. Keseluruhan koleksinya bisa dilihat pada www.santai-furniture.com. (JAR) Foto: dok. Santai.