Pulau Bali yang menarik banyak wisatawan asing membuatnya secara tak langsung menjadi sebuah melting pot. Apalagi selain turis, banyak warga negara asing yang memutuskan untuk menetap di pulau bermandi matahari tersebut. Tak ayal, hal ini membuat lanskap gastronomi di Bali semakin kaya dan sangat internasional.
Membuka pintu dan menyalakan alat panggangnya pertama kali di November 2019, restoran Si Jin langsung menjadi buah bibir baik di kalangan wisatawan maupun penduduk local Bali. Steakhouse berkonsep sharing ini menyajikan seleksi daging berkualitas tinggi dari seluruh dunia. Sebut saja Robbin Island Full Blood Wagyu Ribeye dan Hanwoo 1++ Striploin with Herbs yang sering disebut sebagai Godfather of Wagyu—di Indonesia, keduanya hanya bisa ditemukan di Si Jin.
Dua daging berkualitas luar biasa tersebut menjadi bagian dari sajian main course yang dihidangkan oleh chef owner Joel Lim Si Jin di hari Grand Opening Si Jin pada bulan Maret lalu. Selain itu, chef muda asal Korea Selatan yang pernah bekerja dengan Chef Wolfgang Puck dan Akira Back ini juga mengeluarkan beberapa piihan daging lain, yakni Tokusen Ribeye dan Hokkaido Snow Ichino A5 yang memiliki tekstur marbling dan rasa yang kompleks.
Daging-daging ini dipanggang langsung di meja tempat Anda bersantap menggunakan smokeless griller. Untuk menyantapnya, Anda bisa memilih bumbu berupa beberapa macam garam laut, mulai dari pink Himalaya, rumput laut, truffle, hingga kimchi.
Bagi mereka yang tidak mengonsumsi daging, Joel menyajikan Salt-Baked Salmon yang penampilannya sangat mengesankan, dimana satu ekor salmon utuh berukuran besar dibungkus oleh lapisan garam tebal dan dipanggang di dalam oven selama beberapa jam. Untuk menyajikannya, Joel memecah bagian garam untuk menguak daging salmon yang sangat lembut dan penuh aroma herbs dan lemon yang digunakan di dalam ikan.
Di luar deretan daging yang sangat impresif, Dewi sangat terkesan dengan pilihan makanan pembuka yang dihidangkan oleh Si Jin, yang memadukan teknik dan rasa Korea dan Jepang untuk mengolah bahan-bahan lokal. Pecinta sayuran akan menyukai Korean Namul, yakni salad bayam rebus bersiram saus wijen yang creamy dan minyak cabe, serta Grilled Romaine yang merupakan modifikasi dari Caesar’s Salad. Dancing Eggplant, sajian terung bakar yang di-glaze dengan miso, bertabur serutan Katsuoboshi (sejenis abon ikan Jepang) yang seolah menari-nari, terasa lembut dan gurih meleleh di dalam mulut.
Toothfish Gyoza Shiso & Jalapeno Maeploy, yakni ikan kecil panjang yang dibungkus kulit gyoza dan digoreng, sashimi Hamachi yang dihidangkan dengan saus pedas Korea, Katsu Sando atau sandwich berisi katsu daging sapi (atau pilihan daging vegan), serta Spring Chicken Skewers with Korean Glaze menjadi pengganjal perut yang tepat sebelum beranjak ke hidangan utama. Si Jin juga memiliki bar dengan pilihan koktail yang mengesankan, beberapa yang menjadi signature adalah Ticket to Seoul yang manis dan segar dan Oba Negroni yang merupakan reinterpretasi dari koktail klasik Negroni dengan twist oriental. (MU) Foto: Dok. Si Jin
Membuka pintu dan menyalakan alat panggangnya pertama kali di November 2019, restoran Si Jin langsung menjadi buah bibir baik di kalangan wisatawan maupun penduduk local Bali. Steakhouse berkonsep sharing ini menyajikan seleksi daging berkualitas tinggi dari seluruh dunia. Sebut saja Robbin Island Full Blood Wagyu Ribeye dan Hanwoo 1++ Striploin with Herbs yang sering disebut sebagai Godfather of Wagyu—di Indonesia, keduanya hanya bisa ditemukan di Si Jin.
Dua daging berkualitas luar biasa tersebut menjadi bagian dari sajian main course yang dihidangkan oleh chef owner Joel Lim Si Jin di hari Grand Opening Si Jin pada bulan Maret lalu. Selain itu, chef muda asal Korea Selatan yang pernah bekerja dengan Chef Wolfgang Puck dan Akira Back ini juga mengeluarkan beberapa piihan daging lain, yakni Tokusen Ribeye dan Hokkaido Snow Ichino A5 yang memiliki tekstur marbling dan rasa yang kompleks.
Daging-daging ini dipanggang langsung di meja tempat Anda bersantap menggunakan smokeless griller. Untuk menyantapnya, Anda bisa memilih bumbu berupa beberapa macam garam laut, mulai dari pink Himalaya, rumput laut, truffle, hingga kimchi.
Bagi mereka yang tidak mengonsumsi daging, Joel menyajikan Salt-Baked Salmon yang penampilannya sangat mengesankan, dimana satu ekor salmon utuh berukuran besar dibungkus oleh lapisan garam tebal dan dipanggang di dalam oven selama beberapa jam. Untuk menyajikannya, Joel memecah bagian garam untuk menguak daging salmon yang sangat lembut dan penuh aroma herbs dan lemon yang digunakan di dalam ikan.
Di luar deretan daging yang sangat impresif, Dewi sangat terkesan dengan pilihan makanan pembuka yang dihidangkan oleh Si Jin, yang memadukan teknik dan rasa Korea dan Jepang untuk mengolah bahan-bahan lokal. Pecinta sayuran akan menyukai Korean Namul, yakni salad bayam rebus bersiram saus wijen yang creamy dan minyak cabe, serta Grilled Romaine yang merupakan modifikasi dari Caesar’s Salad. Dancing Eggplant, sajian terung bakar yang di-glaze dengan miso, bertabur serutan Katsuoboshi (sejenis abon ikan Jepang) yang seolah menari-nari, terasa lembut dan gurih meleleh di dalam mulut.
Toothfish Gyoza Shiso & Jalapeno Maeploy, yakni ikan kecil panjang yang dibungkus kulit gyoza dan digoreng, sashimi Hamachi yang dihidangkan dengan saus pedas Korea, Katsu Sando atau sandwich berisi katsu daging sapi (atau pilihan daging vegan), serta Spring Chicken Skewers with Korean Glaze menjadi pengganjal perut yang tepat sebelum beranjak ke hidangan utama. Si Jin juga memiliki bar dengan pilihan koktail yang mengesankan, beberapa yang menjadi signature adalah Ticket to Seoul yang manis dan segar dan Oba Negroni yang merupakan reinterpretasi dari koktail klasik Negroni dengan twist oriental. (MU) Foto: Dok. Si Jin