Memahami Dua Sisi Thrifting, Belanja Barang Bekas Pakai Termasuk Pakaian Dan Aksesori
Ramah lingkungan
Fashion berada di urutan kedua industri yang paling menyebabkan polusi setelah perminyakan. Mengutip Ecofriendly Habits, setiap tahunnya industri fashion global ‘menyumbang’ sekitar 92 juta ton limbah yang menimbulkan polusi tanah, air di berbagai tempat di dunia. Sampah fashion bekas pakai dan pakaian yang tak laku dijual bahkan sampai menggunung di Gurun Atacama, Chile, karena tak ada pihak yang bertanggung jawab membersihkan limbah tersebut. Membeli pakaian bekas berarti memperpanjang usia pakaian dan tak membuatnya langsung berakhir di pembuangan.Thrifting tak selalu lebih baik
Meski dianggap lebih ramah lingkungan karena memperpanjang masa pakai suatu barang, thrifting tidak selamanya lebih baik dibanding belanja barang baru. Apalagi jika Anda terlalu sering thrifting hingga akhirnya hanya menumpuk pakaian yang tak kunjung dipakai, atau hanya 1-2 kali saja dipakai. Pada akhirnya prinsip ramah lingkungan untuk menggunakan dan membeli lebih sedikit pun jadi kabur pada praktik seperti ini.
Topic
FashionAuthor
DEWI INDONESIAARTIKEL LAINNYA
Optik Seis kini menghadirkan koleksi kacamata terbaru dari Off-White yang tak hanya fungsional, tetapi juga menjadi pernyataan gaya yang berani. ...
Samsara bukanlah sekadar film; karya satu ini merupakan sebuah pengalaman spiritual yang magis dan tak terlupakan...
Pendiri Voneworld, Ivonne Magdalena dan Merlin Soeyanto, menuturkan idealisme di balik kolaborasi dengan ikon mode Heart Evangelista....
DEWI mewawancarai ikon mode global asal Filipina, Heart Evangelista, sembari menjinjing si jantung hati, Heart Bag kolaborasi dengan Voneworld....
Cokelat asal Italia, Venchi, mengkriya kotak cokelat eksklusif bersama ilustrator Anna Higgie....
Intip syarat Penukaran Tiket & Color Code Outfit Wave Here On 17 Dec Bersama Indomilk & Chitato! ...
