Salah satu finalis Dewi Fashion Knights 2015, NurZahra, mengakui bahwa bagian tersulit dalam sebuah proses pembuatan pakaian adalah pada kainnya. Label NurZahra yang ditemukan oleh Windri Widiesta Dhari ini tengah berkembang pesat di berbagai kalangan.
Tidak hanya bagi para pemakai hijab, konsumen yang tidak berkurudung juga banyak yang mengidolakan label ini berkat padu padan ringan dan menarik yang senantiasa menjadi jati dirinya. Dalam sebuah percakapan ringan dengan kami, Windri mengakui bahwa sulitnya menghasilkan pakaian yang sempurna tidak pernah sesulit membuat selembar kain.
Proses uji coba dan kegagalan berkali-kali sudah menjadi makanan sehari-hari. Dimulai dari proses pemintalan, motif, pencelupan dan pewarnaan tidak semudah yang dibayangkan. Ketika kain telah dihasilkan, Windri dapat bernapas lebih lega karena telah melalui salah satu tahapan terberat. Setelah menjadi seorang desainer seperti sekarang ini, Windri merasa bahwa apresiasinya terhadap wastra meningkat begitu tinggi. (FM) Foto: Dok. Dewi
Tidak hanya bagi para pemakai hijab, konsumen yang tidak berkurudung juga banyak yang mengidolakan label ini berkat padu padan ringan dan menarik yang senantiasa menjadi jati dirinya. Dalam sebuah percakapan ringan dengan kami, Windri mengakui bahwa sulitnya menghasilkan pakaian yang sempurna tidak pernah sesulit membuat selembar kain.
Proses uji coba dan kegagalan berkali-kali sudah menjadi makanan sehari-hari. Dimulai dari proses pemintalan, motif, pencelupan dan pewarnaan tidak semudah yang dibayangkan. Ketika kain telah dihasilkan, Windri dapat bernapas lebih lega karena telah melalui salah satu tahapan terberat. Setelah menjadi seorang desainer seperti sekarang ini, Windri merasa bahwa apresiasinya terhadap wastra meningkat begitu tinggi. (FM) Foto: Dok. Dewi