Salah satu hal yang menggugah Dewi mendapuk Jeffry Tan sebagai Dewi Fashion Knights 2019 adalah visinya tentang sosok perempuan modern serta eksplorasinya yang tak pernah habis. Baginya perempuan modern bisa memancarkan sensualitas tanpa mesti tampil buka-bukaan.
Dan itu amat terlihat dalam koleksinya untuk gelaran DFK kali ini dengan hanya menampilkan sedikit bagian terbuka. Entah itu di bagian leher, atau membiarkan kaki jenjang mereka terlihat. “It’s very discreet, tapi ada sensual allure yang terpancar,” jelas Jeffry di butiknya di bilangan Cipete beberapa waktu lalu.
Lewat koleksi ini pula Jeffry tetap menunjukkan antusiasmenya akan eksplorasi berbagai elemen. Sejalan dengan tema “Borderless” yang diusung Dewi Fashion Knights, Jeffry berusaha menghilangkan batas-batas bias kreatif.
“Di sini saya mengeksplorasi beberapa hal yang berada di luar zona nyaman saya. Misalnya dengan penggunaan aksesori dan pola-pola yang belum pernah saya dalami sebelumnya,” kata Jeffry.
Selain pendekatannya dalam menggarap koleksi ini, peleburan batas juga ia tampilkan secara harafiah dalam koleksinya dengan menghadirkan kontras siluet, material, hingga nuansa maskulin dan feminin. Beberapa highlight dari koleksi ini adalah structured top, fluid jumpsuit, dan gaun yang juga memiliki siluet ringan dan rileks. Ia juga bermain-main dengan pola yang kontras, antara garis-garis tegas dan pola spiral-tubular.
“Konsep spiral-tubular ini saya terjemahkan dalam bentuk pola distorted yang melawan bentuk tubuh—melawan straight lines. Jadi, hasilnya menyerupai teknik drapery,” jelasnya tentang koleksi istimewa ini.
Begitu pula pilihan material yang memadukan material industrial dengan kain-kain tradisional. Salah satu kain tradisional yang ia gunakan dalam koleksi ini adalah sutera liar yang amat ringan, ditenun dari kepompong serangga khusus dan berwarna keemasan secara alami.
Dualitas menjadi kata kunci koleksi Jeffry untuk peragaan Dewi Fashion Knights 2019. Berbagai elemen yang sekilas terlihat saling bertolak belakang ini ia olah sedemikian rupa hingga menjadi satu tampilan yang utuh untuk perempuan-perempuan urban yang modern dan dinamis. (SIR). Foto: …
Dan itu amat terlihat dalam koleksinya untuk gelaran DFK kali ini dengan hanya menampilkan sedikit bagian terbuka. Entah itu di bagian leher, atau membiarkan kaki jenjang mereka terlihat. “It’s very discreet, tapi ada sensual allure yang terpancar,” jelas Jeffry di butiknya di bilangan Cipete beberapa waktu lalu.
Lewat koleksi ini pula Jeffry tetap menunjukkan antusiasmenya akan eksplorasi berbagai elemen. Sejalan dengan tema “Borderless” yang diusung Dewi Fashion Knights, Jeffry berusaha menghilangkan batas-batas bias kreatif.
“Di sini saya mengeksplorasi beberapa hal yang berada di luar zona nyaman saya. Misalnya dengan penggunaan aksesori dan pola-pola yang belum pernah saya dalami sebelumnya,” kata Jeffry.
Selain pendekatannya dalam menggarap koleksi ini, peleburan batas juga ia tampilkan secara harafiah dalam koleksinya dengan menghadirkan kontras siluet, material, hingga nuansa maskulin dan feminin. Beberapa highlight dari koleksi ini adalah structured top, fluid jumpsuit, dan gaun yang juga memiliki siluet ringan dan rileks. Ia juga bermain-main dengan pola yang kontras, antara garis-garis tegas dan pola spiral-tubular.
“Konsep spiral-tubular ini saya terjemahkan dalam bentuk pola distorted yang melawan bentuk tubuh—melawan straight lines. Jadi, hasilnya menyerupai teknik drapery,” jelasnya tentang koleksi istimewa ini.
Begitu pula pilihan material yang memadukan material industrial dengan kain-kain tradisional. Salah satu kain tradisional yang ia gunakan dalam koleksi ini adalah sutera liar yang amat ringan, ditenun dari kepompong serangga khusus dan berwarna keemasan secara alami.
Dualitas menjadi kata kunci koleksi Jeffry untuk peragaan Dewi Fashion Knights 2019. Berbagai elemen yang sekilas terlihat saling bertolak belakang ini ia olah sedemikian rupa hingga menjadi satu tampilan yang utuh untuk perempuan-perempuan urban yang modern dan dinamis. (SIR). Foto: …