Setelah memenangkan kompetisi ‘Lomba Perancang Accessories’ di ajang Jakarta Fashion Week 2017, Digo mengawali kreasinya lewat rancangan aksesori yang mengutamakan ketelitian dalam rancangannya. Digo Designs berkembang di tahun 2020 pada awal pandemi dengan lebih memperhatikan lingkungan. Digo memulai kembali karyanya lewat koleksi topi, dan menggunakan bahan kain sisanya untuk membuat bustier. Dari sana berkelanjutanlah kreasinya untuk membuat bahan dari daur ulang yang sudah ia tekuni semenjak kecil.

Tahun ini bertambah prestasi dari Digo Designs, dengan terpilihnya Digo menjadi salah satu panel juri untuk Lomba Perancang Aksesrois 2024 yang telah diselenggarakan. Melalui LPA, ajang ini mengajak fashion designer baru untuk belajar bersama mengembangkan cita-citanya. Harapannya ke depan, Digo Designs dapat menjadi bagian dalam mendukung edukasi dan generasi baru di Indonesia agar terus berkembang.

Digo Designs didirikan pada 2016 lewat ajang Lomba Perancang Aksesoris. Jenama ini dimulai melalui produk aksesorisnya yang menegedepankan keterampilan tangan dengan dekorasi beading. Pada 2020, Digo Design memulai kembali karyanya lewat custom-made designs, dengan wajah baru dan semangat sustainability. Berawal dari membuat baju dari selimut rajut dari neneknya, Digo selanjutnya berhasil mengembangkan desain baju dengan menggunakan bahan sisa seperti selimut rajut, taplak linen, kain dari stok lama, maupun kain perca sisa dari produksi sebelumnya.

Kini Digo Designs memposisikan diri dengan berfokus pada custom-made designs yang menganut keberlanjutan dan masih tetap berkreasi lewat aksesoris buatan tangan dengan tingkat kerumitan yang tinggi.